Minggu, 22 Maret 2015

Kajian Riyadhusshalihin Bab 5 "Muraqabah"

Informasi Halaman :
Author : Khanif Lutfi, Staf Pengajar SMAIT Al-Multazam.
Judul Artikel : Kajian Riyadhusshalihin Bab 5 "Muraqabah"
URL : http://ibnkurdi.blogspot.com/2015/03/kajian-riyadhusshalihin-bab-5-muraqabah.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!



Muraqabah (Pengintaian)



Allah Ta'ala berfirman:
 { الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ }
"Dialah yang melihatmu ketika engkau berdiri dan juga gerak tubuhmu di antara orang-orang yang bersujud." (asy-Syu'ara': 218-219)
Allah Ta'ala berfirman pula:
{ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُم }
"Dan Dia adalah besertamu di mana saja engkau semua berada." (al-Hadid: 4) Allah Ta'ala berfirman lagi:
 { إِنَّ اللهَ لا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ }
"Sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu yang tersembunyi baik di bumi ataupun di langit."(ali-lmran: 5)
Lagi firmannya Allah Ta'ala:
{ إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ }
"Sesungguhnya Tuhanmu itu niscaya tetap mengintipnya." (al-Fajar: 14)
 Juga firmannya Allah Ta'ala:
 { يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ }
"Dia Maha Mengetahui akan kekhianatan mata - maksudnya pandangan mata kepada sesuatu
yang diiarang atau kerlingan mata sebagai ejekan dan lain-lain perbuatan yang tidak baik - dan apa saja yang tersembunyi dalam hati.” (al-Mu'min: 19)
Ayat-ayat yang mengenai bab ini banyak sekali dan kiranya dapat dimaklumi. 

Adapun Hadis-hadisnya ialah:



60. Pertama: Dari Umar bin Alkhaththab r.a., katanya: "Pada suatu ketika kita semua duduk di sisi Rasulullah s.a.vv. yakni pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di muka kita seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam warna rambutnya, tidak timpak padanya bekas bepergian dan tidak seorangpun dari kita semua yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadi di hadapan Nabi s.a.w. lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri dan berkata: "Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
"Islam, yaitu hendaknya engkau menyaksikan bahwa tiada piihan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, hendaklah pula engkau mendirikan shalat, menunaikan  zakat,  berpuasa  bulan  Ramadhan  dan  melakukan  haji  ke  Baitullah  jikalau engkau kuasa jalannya ke situ."
Orang itu berkata: "Tuan benar."
Kita semua heran padanya, karena ia bertanya dan juga membenarkannya. Ia berkata lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang Iman."

Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab- kitabNya, rasul-rasulNya, hari penghabisan - kiamat - dan hendaklah engkau beriman pula kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk - semuanya dari Allah jua."
Orang itu berkata: "Tuan benar." Kemudian katanya lagi:


"Kemudian beritahukanlah padaku tentang Ihsan."
Rasulullah s.a.w. menjawab: "Yaitu hendaklah engkau menyembah kepada Allah seolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olah melihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu."
Ia berkata: "Tuan benar." Katanya lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang hari kiamat."
Rasulullah  s.a.w.  menjawab:  "Orang  yang  ditanya  -  yakni  beliau  s.a.w.  sendiri  - tentulah tidak lebih tahu dari orang yang menanyakannya - yakni orang yang datang tiba- tiba tadi.
Orang itu berkata pula: "Selanjutnya beritahukanlah padaku tentang alamat-alamatnya hari kiamat itu."
Rasulullah s.a.w. menjawab:
"Yaitu apabila seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuan puterinya - maksudnya hamba sahaya itu dikawin oleh pemiliknya sendiri yang merdeka, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Anaknya ini dianggap merdeka juga dan dengan begitu dapat dikatakan hamba sahaya perempuan melahirkan tuan puterinya - dan apabila engkau melihat orang- orang yang tidak beralas kaki, telanjang-telanjang, miskin-miskin dan sebagai penggembala kambing  sama  bermegah-megahan  dalam  gedung-gedung  yang  besar  -  karena  sudah menjadi kaya-raya dan bahkan menjabat sebagai pembesar-pembesar negara."
Selanjutnya orang itu berangkat pergi. Saya - yakni Umar r.a. - berdiam diri beberapa saat lamanya, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Umar, adakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanya tadi?" Saya menjawab: "Allah dan RasulNyalah yang lebih mengetahuinya." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya orang tadi adalah malaikat Jibril, ia datang untuk memberikan pelajaran tentang agama kepadamu semua." (Riwayat Muslim)
Makna  Talidulamatu rabbatahaa, yakni  tuan  puterinya.  Adapun  pengertiannya  ialah oleh sebab banyaknya hamba sahaya perempuan sehingga budak-budak tersebut melahirkan puteri  untuk  tuan  yang  memilikinya.  Puteri  tuannya  itu  sama  kedudukannya  dengan tuannya sendiri. Tetapi ada sebagian ulama yang mengatakan tidak sedemikian itu maksudnya.  Al-'Aalah,  ialah  golongan  orang-orang  fakir.  Adapun  kata  Maliyyan  artinya waktu yang lama, yaitu sampai tiga hari tiga malam lamanya.
Keterangan:
Sebabnya Sayidina Umar terheran-heran karena orang yang bertanya itu semestinya belum  mengerti  apa  yang  ditanyakan,  tetapi  anehnya  setelah  diberi  jawaban,  tiba-tiba penanya  itu  berkata:  "Tuan  benar,"  dan  kata-kata  sedemikian  ini  tentulah  menunjukkan bahwa penanya itu telah mengerti. Barulah keheranan Sayidina Umar itu lenyap setelah diberitahu bahwa yang bertanya tadi sebenarnya adalah Jibril a.s. yang kedatangannya memang sengaja hendak mengajarkan soal-soal keagamaan kepada para sahabat Rasulullah s.a.w.
Dalam Hadis di atas, ada beberapa hal yang penting kita ketahui, yaitu:
(a)  Mendirikan shalat artinya tidak semata-mata menjalankan shalat saja, tetapi harus dipenuhi pula syarat-syarat serta rukun-rukunnya dan ditepatkan selalu menurut waktu- waktunya.
(b)     Percaya  kepada  Allah  yakni  meyakinkan  bahwa  Allah  itu  ada  (jadi  jangan beranggapan bahwa Allah itu tidak ada seperti faham komunis), dan lagi Allah itu bersifat


dengan semua sifat kemuliaan, keagungan dan kesempurnaan serta terjauh dari semua sifat kekurangan, kehinaan dan kerendahan.
(c) Malak ialah makhluk Allah yang dibuat daripada nur (cahaya) dan tidak berjejal- jejal seperti cahaya lampu yang memenuhi rumah. Dengan cahaya seribu lampu, belum juga sesak rumah itu. Dengan ini teranglah apa yang dimaksud dalam sebuah Hadis:
Artinya:
"Bahwasanya Allah itu mempunyai malaikat, ada yang memenuhi sepertiga alam, ada yang memenuhi dua pertiga alam dan ada yang memenuhi alam seluruhnya."

Adapun arti iman kepada malaikat ialah harus percaya bahwa mereka itu benar-benar ada dan bahwa mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Malak itu sebenarnya kata mufrad dan jamaknya berbunyi malaikat.
(d) Percaya kepada kitab-kitab Allah ialah meyakinkan betul-betul bahwa kitab-kitab suci itu adalah firman Allah yang sebenar-benarnya yang diturunkan pada Rasul-rasulNya dengan  jalan  wahyu  dan  meyakinkan  pula  bahwa  isi  yang  terkandung  di  dalamnya  ttu semua benar.
(e)    Percaya kepada para Rasul artinya beri'tikad seteguh-teguhnya bahwa apa yang mereka bawa itu memang sebenarnya dari Allah Ta'ala.
(f)  Hari Akhir ialah hari Kiamat. Iman dengan hari kiamat artinya mempercayai betul- betul akan terjadinya hari penghabisan itu dan apa saja yang terjadi sesudahnya, misalnya Hasyar (akan dikumpulkannya semua makhluk di padang mahsyar), Hisab (semua amal akan diperhitungkan), Mizan (amal-amal akan ditimbang dalam neraca), menyeberangi jembatan yang disebut Shirath dan kemudian ada yang masuk Jannah (syurga), ada pula yang terus terjun ke (neraka) dan lain-lain hal lagi.
(g)    Qadar ialah ketentuan dari Allah sebelum Allah membuat semua makhluk ini, yang baik maupun yang jahat. Jadi segala macam adalah dengan kehendak Allah yang telah dipastikan sejak zaman azali dulu yaitu zaman sebelum Allah membuat apa-apa. Tetapi kita jangan lupa berikhtiar, karena kita telah diberi akal oleh Allah untuk mengusahakan bagaimana jalannya agar kita tetap bernasib baik dan terjauh dari nasib buruk. Kita tetap harus berdaya upaya selama hayat dikandung badan.
(h) Dengan cara ibadat sebagaimana yang terkandung dalam arti kata Ihsan ini, maka tentu akan khusyuklah kita sewaktu menyembah Allah itu. Kalau dapat seolah-olah tahu pada Allah, ini namanya Mukasyafah (terbuka dari semua tabir yang menutup) dan kalau mengangan-angankan bahwa Allah tetap melihat kita, ini namanya Muraqabah (mengintai- intainya Allah pada kita).
(i)  Tanda-tanda  yang  dimaksud  ini  ialah  tanda-tanda  kecil  sebab  datangnya  hari kiamat itu ada tanda-tandanya yang kecil dan ada tanda-tandanya yang besar. Tanda-tanda kecil artinya datangnya itu masih agak jauh, tetapi bila tanda-tanda besar telah nampak, maka itulah yang menunjukkan bahwa hari kiamat telah sangat dekat sekali saat terjadinya.
(j)   Hamba   sahaya   perempuan   meiahirkan   tuannya   -   artinya,   banyak   sahaya perempuan itu yang dikawin oleh raja-raja atau pejabat-pejabat tinggi lalu meiahirkan anak- anak perempuan sehingga anak-anaknya itu pun akan berkedudukan sebagaimana ayahnya.
(k) Orang yang tak beralas kaki, telanjang, miskin serta penggembala kambing sama bermegah-megah dalam gedung-gedung besar, maksudnya ialah bahwa yang asalnya hanya penggembala yang miskin hingga seolah-olah tak pernah beralas kaki dan pakaiannya hampir-hampir  tidak  ada  (boleh  dikata  telanjang)  tiba-tiba  menjadi  pembesar-pembesar negeri dan mendiami gedung-gedung besar lagi indah dan sama berkuasa serta kaya raya.


Dengan demikian, keadaan negeri lalu rusak binasa sebab sesuatu perkara semacam pemerintahan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, sebagaimana dalam sebuah Hadis diterangkan:
Artinya:
"Apabita sesuatu perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kerusakannya."
Dengan initahulah kita bahwa Islam itu mengandung tiga unsur yang utama yakni: A. 5 Arkanul Islam, B. 6 Arkanul lman dan C. 2 Arkanul Ihsan.


61. Kedua: Dari Abu Zar, yaitu Jundub bin Junadah dan Abu Abdur Rahman yaitu
Mu'az bin Jabal radhiallahu 'anhuma dari Rasulullah s.a.w. sabdanya:
"Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan ikutilah perbuatan jelek itu dengan perbuatan baik, maka kebaikan          itu dapat menghapuskan kejelekan tadi dan pergaulilah para  manusia dengan budi pekerti yang bagus."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Keterangan:
Hadis ini mengandung tiga macam unsur, yakni bertaqwa kepada Allah, kebaikan diikutkan sesudah mengerjakan kejelekan dan perintah bergaul dengan baik antara seluruh ummat manusia. Mengenai yang ketiga tidak kami jelaskan lebih panjang, sebab masing- masing bangsa tentu memiliki cara-cara atau adat-istiadat sendiri. Namun demikian juga mesti dilaksanakan dengan mengikuti ajaran-ajaran yang ditetapkan oleh agama Islam, sehingga tidak melampaui batas, akhirnya terperosok dalam hal-hal yang diharamkan oleh Allah Ta'ala. Jadi di bawah ini akan diuraikan periha! yang dua buah unsur saja, yaitu:
(a) Takut pada Allah atau Taqwallah adalah satu kata yang menghimpun arti yang sangat dalam sekali, pokoknya ialah mengikuti dan mengamalkan semua perintah Allah dan menjauhi serta menahan dir idari melakukan larangan-laranganNya. Dengan demikian terjagalah        jiwa     dan                     terpeliharalah                          hati    manusia    dari    kemungkaran,    kemaksiatan, kemusyrikan yang terang (jali) atau yang tidak terang (khafi), juga terhindar dari kekufuran dan kemurtadan. Tuhan tentu akan melindungi orang yang taqwa itu dari semuanya tadi. Tentang ini Allah telah berfirman:
"Sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang taqwa dan orang-orang yang sama berlaku baik."
(b) Mengikutkan kebaikan sesudah melakukan kejahatan itu misalnya ialah bertaubat, karena dengan demikian lenyaplah segenap kesalahan yang kita lakukan, asalkan kita bertaubat itu dengan sebenar-benarnya, sebagaimana firman Allah:
Artinya:
"Melainkan orang yang bertaubat dan beriman dan beramal shalih, maka mereka itu kejelekan- kejelekannya akan diganti oleh Allah dengan kebaikan-kebaikan."


62. Ketiga: Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya berada di belakang
Nabi s.a.w. - dalam kendaraan atau membonceng - pada suatu hari, lalu beliau bersabda:
"Hai anak, sesungguhnya saya hendak mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yaitu:


Peliharalah Allah - dengan mematuhi perintah-perintahNya serta menjauhi larangan- laranganNya, pasti Allah akan memeliharamu, peliharalah Allah, past! engkau akan dapati Dia di hadapanmu. Jikalau engkau meminta, maka mohonlah kepada Allah dan jikalau engkau meminta pertolongan, maka mohonkanlah pertolongan itu kepada Allah pula.
Ketahuilah bahwasanya sesuatu ummat - yakni makhluk seluruhnya - ini, apabila berkumpul - bersepakat - hendak memberikan   kemanfaatan   padamu   dengan sesuatu   - yang dianggapnya bermanfaat untukmu, maka mereka itu tidak akan dapat memberikan kemanfaatan itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah untukmu. Juga jikalau ummat-seluruh makhluk - itu berkumpul - bersepakat - hendak memberikan bahaya padamu dengan sesuatu - yang dianggap berbahaya untukmu, maka mereka itu tidak akan dapat memberikan bahaya itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah untukmu. Pena telah diangkat - maksudnya ketentuan - ketentuan telah ditetapkan - dan lembaran-lembaran kertas telah kering - maksudnya catatan-catatan di Lauh Mahfuzh sudah tidak dapat diubah lagi."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

Dalam riwayat selain Termidzi disebutkan:
"Peliharalah    Allah,     maka     engkau    akan     mendapatkanNya     di    hadapanmu. Berkenalanlah kepada Allah - yakni tahulah kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan untuk Allah - di waktu engkau dalam keadaan lapang - sihat, kaya dan lain-lain, maka Allah akan mengetahuimu - memperhatikan nasibmu - di waktu engkau dalam keadaan kesukaran
- sakit, miskin dan lain-lain.
Ketahuilah bahwa apa-apa yang terlepas daripadamu itu -keuntungan atau bahaya, tentu tidak akan mengenaimu dan apa-apa yang mengenaimu itu pasti tidak akan dapat terlepas daripadamu.
Ketahuilah bahwa pertolongan itu beserta kesabaran dan bahwasanya kelapangan itu beserta kesukaran dan bahwasanya beserta kesukaran itu pasti ada kelonggaran."

Keterangan:
Hal-hal yang perlu dimaklumi dalam Hadis ini ialah:
(a)    Ada di belakang Nabi s.a.w. maksudnya ialah membonceng waktu naik bighal
(semacam kuda) dengan duduk di  belakang beliau.
(b)     Peliharalah  Allah,  yakni  peliharalah  perintah-perintah  dan  larangan-larangan Allah serta berhati-hatilah pada kedua macam hal itu, pasti engkau dijaga olehNya dalam duniamu, agamamu, dirimu dan keluargamu.
(c) Ummat ialah semua makhluk yang dimaksudkan.
(d)  Pena-pena   telah   diangkat,  artinya   ketentuan-ketentuan telah tetap.
(e) Kertas-kertas telah kering maksudnya catatan-catatan semua yang ada di dalam dunia semesta ini (sebagaimana yang tertera di
Lauh Mahfuzh) tentu saja tak ada yang dapat mengubah takdir-takdir dari Allah itu kecuali yang dikehendaki olehNya sendiri sebagaimana firmanNya:
Artinya:
"Allah menghapus serta menetapkan apa saja yang dikehendaki olehNya dan di sisi Allahlah ummut kitab atau pokok Catalan. Ummul kitab ini adalah ilmu Allah yang qadim (dahulu) sejak zaman azali (sebelum ada apa-apa kecuali Allah)."


(f) Selain Termidzi yakni 'Abd bin  Humaid dan juga Imam Ahmad.
(g) Suka mengenai pada Allah artinya senantiasa mendekat dan taat padaNya. Kalau kita suka demikian ketika kita dalam keadaan lapang (banyak rezeki dan badan sihat), maka Allah pasti suka melihat kita yakni mau memberi pertolongan pada kita apabila kita dalam keadaan sukar pada suatu waktu.
(h) Suatu yang telah ditentukan oleh Allah (sejak zaman azali) akan lepas dari kita, (tidak dapat kita capai), sudah tentu selamanya barang itu tetap lepas dari kita yakni tidak dapat mengenai kita (kita peroleh). Demikian pula sebaliknya, yaitu bahwa sesuatu yang telah ditentukan akan kita dapatkan, maka bagaimanapun juga tidak akan lepas dari kita.
(i) Pertolongan Allah beserta kesabaran yakni bila kita ingin pertolongan dari Allah, haruslah kita sabar.
(j) Kelapangan beserta kesusahan dan nanti pasti ada kelonggaran yakni manusia itu tidak mungkin akan terus menerus susah dan sukar, insya Allah pada suatu ketika ia akan menemui kelapangan dan kelonggaran juga.


63. Keempat: Dari Anas r.a., katanya: "Sesungguhnya engkau semua pasti melakukan berbagai amalan - yang diremehkannya sebab dianggap dosa kecil-kecil saja, yang amalan- amalan itu adalah lebih halus - lebih kecil - menurut pandangan matamu daripada sehelai rambut. Tetapi kita semua di zaman Rasulullah s.a.w. menganggapnya termasuk golongan dosa-dosa yang merusakkan - menyebabkan kecelakaan dan kesengsaraan."
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan ia mengatakan bahwa arti Almubiqat ialah apa- apa yang merusakkan.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di http://ibnkurdi.blogspot.com
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Terbaru


Widget by KaraokeBatak